1. Pelestarian Flora
Pelestarian flora
dititik-beratkan pada pelestarian hutan karena hutan lebih berkaitan
pada kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Ingat saja hutan dapat
menghasilkan sumber air, hutan dapat menghasilkan O2 (gas asam oksigen)
yang penting untuk pernapasan makhluk hidup (paru-paru dunia), hutan
merupakan sumber penghasilan manusia, dan sebagainya.
a. Pelestarian Hutan di Indonesia
1) Dibentuk
polisi khusus (polsus) kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan agar
hutan tidak dicuri kayunya. Oleh karena itu, polsus di Kalimantan Tengah
sudah mulai dipersenjatai.
3) Upaya merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak lagi merusak hutan.
Pembangunan
masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya dengan cara dibantu mendirikan koperasi peternakan,
pendidikan, dan sekolah (bina sosial).
4) Peningkatan sistem tebang pilih dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
Ini berarti
para pengusaha kehutanan yang memegang HPH (Hak Pengusaha Hutan) tidak
hanya memilih batang kayu yang besar-besar saja (minimal berdiameter 30
cm), tetapi berkewajiban membuat persemaian dan pembibitan untuk
mereboisasi hutan yang sudah ditebangi.
Selain itu
penebangan tidak boleh dihabiskan, meskipun pohon-pohonnya sudah lebih
besar dari ketentuan 30 cm. Pelestarian hutan di Indonesia sangat mutlak
perlu, mengingat luas hutan kita tinggal 143 juta ha, yang terdiri atas
hutan lindung 30 juta ha, cagar alam 19 juta ha, hutan produksi 64 juta
ha (hutan yang boleh ditebang), dan hutan konversi 30 juta ha (hutan
cadangan). Perlu diketahui pula bahwa laju tingkat kerusakan hutan sudah
sangat memprihatinkan.
Tabel Luas Hutan Indonesia Tahun 2004
Provinsi
|
Luas (ha)
|
Sumatera
|
367,7 ribu
|
Kalimantan
|
610,9 ribu
|
Sulawesi
|
117,5 ribu
|
Maluku
|
24,3 ribu
|
Papua
|
163,7 ribu
|
Nusa Tenggara
|
14,5 ribu
|
Jawa 16,1 ribu
|
16,1 ribu
|
b. Pelestarian Hutan Tingkat Dunia
Usaha-usaha dalam melestarikan hutan di tingkat dunia antara lain sebagai berikut.
1) Dalam
rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan sebagai Pusat
Penelitian Kehutanan Internasional (Centre for International Forestry
Research = CIFOR).
2) KTT -
Bumi di Rio de Janeiro (tanggal 3 Juni 1992) disebut United Nations
Conference of Environment Development, membahas pentingnya lingkungan
hidup, khususnya hutan dan pengaruhnya terhadap lapisan ozon (O3). Dalam
konferensi ini dihadiri oleh 178 anggota PBB, termasuk Indonesia.
Indonesia mengusulkan agar negara-negara maju mau menyumbang sebesar
0,7% GNP negaranya untuk memperbaiki lingkungan hidup terutama hutan.
Menurut
Sumadi Sutrijat hutan di Indonesia cenderung terjadi penciutan
disebabkan penebangan kayu liar, bencana alam, konfersi lahan pertanian,
dan berkembangnya proyek pembangunan.
Luas Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia Tahun 2004
Pulau
|
Jumlah
|
Luasnya (ha)
|
Jawa
|
68
|
176.872
|
Sumatera
|
27
|
1.313.057
|
Kalimantan
|
7
|
642.283
|
Sulawesi
|
7
|
6.350
|
Bali
|
3
|
76.592
|
Nusa Tenggara
|
4
| |
Maluku
|
1
| |
Papua
|
1
|
2. Persebaran Lokasi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia Serta Jenis-jenis Satwanya
Cagar Alam dan Jenis Flora Indonesia
Cagar Alam dan Jenis Flora Indonesia
Cagar Alam
|
Jenis Flora
|
Sibolangit
(Sumatera Utara
|
Flora asli dataran rendah Sumatera Timur, ) antara lain pohon lebah dan bunga bangkai
raksasa
|
Rimbo Panti (Sumatera Barat)
|
Flora asli Sumatera Barat (antara lain pohon kamfer dan kemenyan)
|
Bengkulu
|
Bunga Rafflesia (Rafflesia Arnoldi) jenis
bunga terbesar di dunia
|
Pulau Dua (Jawa Barat)
|
Berupa hutan, terkenal sebagai kerajaan
burung
|
Cibodas di kaki Gunung Gede (Jawa Barat)
|
Hutan cadangan, wisata alam
|
Suaka Margasatwa
|
Jenis Flora
|
Penanjung, Pantai Pangandaran (Jawa Barat)
|
Hutan pantai
|
Lalijiwo di Lereng G. Arjuna (Malang)
|
Hutan alpina dan berjenis-jenis cemara
|
Florence (Papua)
|
Flora asli Papua: Rasamala, Eucalyptus
(minyak kayu putih)
|
Suaka Margasatwa dan Jenis Satwa Indonesia
Suaka Margasatwa
Jenis Satwa
Gunung Leuser,
margasatwa terbesar di Indonesia (Aceh)
Gajah, badak Sumatera, suaka harimau doreng, rusa, kambing hutan, orang utan, tapir dan berbagai jenis burung
Sumatera Selatan
Gajah, badak, kerbau liar, tapir, harimau doreng (harimau Sumatera), dan rusa
Kutai
(Kalimantan Timur)
Rusa, babi hutan, orang utan, dan kanau atau bakantan (kera berhidung panjang)
Baluran (Banyuwangi)
Badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, dan ayam hutan
Pulau Mojo (Sumbawa-NTT)
Babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakaktua, dan ayam hutan
Pulau Komodo (Flores Barat - NTT)
Komodo,
rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan dan burung kakaktua.
Menurut penelitian Nicole (sarjana wanita Jerman) habitat komodo di
situ ada 3000 ekor
P. Panaitan (Ujungkulon)
Ular Sanca (bantuan dari Kebun Binatang London) 30 ekor ditambahkan di pulau itu
P. Kaget di tengah-tengah Sungai Barito
Bakantan dan kera berhidung mancung
Suaka Margasatwa
|
Jenis Satwa
|
Gunung Leuser,
margasatwa terbesar di Indonesia (Aceh)
|
Gajah, badak Sumatera, suaka harimau doreng, rusa, kambing hutan, orang utan, tapir dan berbagai jenis burung
|
Sumatera Selatan
|
Gajah, badak, kerbau liar, tapir, harimau doreng (harimau Sumatera), dan rusa
|
Kutai
(Kalimantan Timur)
|
Rusa, babi hutan, orang utan, dan kanau atau bakantan (kera berhidung panjang)
|
Baluran (Banyuwangi)
|
Badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, dan ayam hutan
|
Pulau Mojo (Sumbawa-NTT)
|
Babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakaktua, dan ayam hutan
|
Pulau Komodo (Flores Barat - NTT)
|
Komodo,
rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan dan burung kakaktua.
Menurut penelitian Nicole (sarjana wanita Jerman) habitat komodo di
situ ada 3000 ekor
|
P. Panaitan (Ujungkulon)
|
Ular Sanca (bantuan dari Kebun Binatang London) 30 ekor ditambahkan di pulau itu
|
P. Kaget di tengah-tengah Sungai Barito
|
Bakantan dan kera berhidung mancung
|
3. Lembaga Biologi
Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti berikut.
a. Kebun
Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jawa Barat), Purwodadi
(Jateng), Lawang (Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumatera
Utara). Di dalam Kebun Raya Bogor tumbuh semua jenis tanaman tropis
sebanyak ± 16.000 pohon, meliputi ± 6.000 spesies.
b. Herbarium Bogoriense dengan koleksi ± 1 juta set.
c. Museum Zoologicum Bogoriense menyimpan ± 600.000 ekor binatang (dalam bentuk diawetkan).
d. Lembaga Penelitian Botani Bogor.
e. Lembaga Penelitian Laut di Jakarta.
Demikianlah materi Pelestarian Flora, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa dan Lembaga Biologi, semoga bermanfaat.
Sumber : http://www.cpuik.com/2013/09/pelestarian-flora-cagar-alam-suaka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar